Untuk tugas kali ini berbicara tentang keputusan terberat yang pernah saya ambil. Sejauh ini mungkin keputusan terberat yang pernah saya ambil yaitu ketika saya ingin memilih jurusan, karena yang namanya kuliah merupakan penentu untuk masa depan. Saat itu karena saya tidak diterima di perguruan tinggi negeri, jadi otomatis saya memilih perguruan tinggi swasta yang tentunya tidak terlalu jauh. Pada saat itu pilihan saya ada 2 yaitu antara Trisakti School of Manajemen (TSM) yang ada di Bekasi dengan tentunya memilih jurusan Manajemen atau Universitas Gunadarma yang terkenal dengan ilmu komputernya yang nantinya saya akan memilih jurusan Sistem Informasi. Nah, disini saya merasa bingung, karena ke dua jurusan yang saya pilih sangat berguna untuk di dunia kerja nanti. Pada awalnya saya sangat condong untuk memilih jurursan manajemen, lagi pula di TSM jika nilai bagus, untuk S1 kita bisa hanya berkuliah 3,5 tahun saja. Tetapi karena orang tua, terutama Ayah lebih setuju jika saya berkuliah di jurusan Sistem Informasi yang ada di Universitas Gunadarma dan juga saya sudah banyak bertanya tentang jurusan tersebut kepada senior senior yang saya kenal maka saya pilihlah jurusan itu. Balik lagi, setiap keputusan pasti ada dampak yang akan kita terima. Bagi saya dampak yang saya ambil saat akhirnya memilih jurusan Sistem Informasi, mungkin pada awalnya saya merasa asing dengan istilah istilah komputer dan tentang pemrograman, bahkan saya merasa sangat kesulitan sampai sampai saya merasa salah memilih jurusan. Tapi lama kelamaan saya jalani, saya mulai mengereti sedikit demi sedikit bahkan pemrograman yang sering diberikan terasa sudah makanan sehari hari bagi anak Sistem Informasi.
Rabu, 23 April 2014
Suatu Keputusan
Untuk tugas kali ini berbicara tentang keputusan terberat yang pernah saya ambil. Sejauh ini mungkin keputusan terberat yang pernah saya ambil yaitu ketika saya ingin memilih jurusan, karena yang namanya kuliah merupakan penentu untuk masa depan. Saat itu karena saya tidak diterima di perguruan tinggi negeri, jadi otomatis saya memilih perguruan tinggi swasta yang tentunya tidak terlalu jauh. Pada saat itu pilihan saya ada 2 yaitu antara Trisakti School of Manajemen (TSM) yang ada di Bekasi dengan tentunya memilih jurusan Manajemen atau Universitas Gunadarma yang terkenal dengan ilmu komputernya yang nantinya saya akan memilih jurusan Sistem Informasi. Nah, disini saya merasa bingung, karena ke dua jurusan yang saya pilih sangat berguna untuk di dunia kerja nanti. Pada awalnya saya sangat condong untuk memilih jurursan manajemen, lagi pula di TSM jika nilai bagus, untuk S1 kita bisa hanya berkuliah 3,5 tahun saja. Tetapi karena orang tua, terutama Ayah lebih setuju jika saya berkuliah di jurusan Sistem Informasi yang ada di Universitas Gunadarma dan juga saya sudah banyak bertanya tentang jurusan tersebut kepada senior senior yang saya kenal maka saya pilihlah jurusan itu. Balik lagi, setiap keputusan pasti ada dampak yang akan kita terima. Bagi saya dampak yang saya ambil saat akhirnya memilih jurusan Sistem Informasi, mungkin pada awalnya saya merasa asing dengan istilah istilah komputer dan tentang pemrograman, bahkan saya merasa sangat kesulitan sampai sampai saya merasa salah memilih jurusan. Tapi lama kelamaan saya jalani, saya mulai mengereti sedikit demi sedikit bahkan pemrograman yang sering diberikan terasa sudah makanan sehari hari bagi anak Sistem Informasi.
Selasa, 18 Maret 2014
Cerita..Cerita..
Kali ini saya mau cerita pengalaman
saya sekaligus me-riview sebuah tempat wisata. Jadi tepatnya saya berlibur ke
pantai Sawarna yang terletak di provinsi Banten. Mungkin banyak yang masih
asing mendengar namanya, tapi disinilah kelebihannya. Karena masih banyak yang
belum tahu tempat ini jadi keindahannya masih terjaga, pantainya juga masih
bagus tidak banyak sampah yang berserakan.
Namun sayangnya keindahan tempat ini
tidak didukung dengan akses yang baik untuk menuju ke pantainya. Jadi bisa
dikatakan Pantai Sawarna sendiri terletak didalam sebuah perkampungan. Nah,
untuk menuju ke perkampungan tersebut hanya ada satu akses yaitu melewati
sebuah jembatan gantung yang hanya bisa di lalui oleh pejalan kaki dan motor.
Jarak dari jembatan ke pantainya sendiri kurang lebih 7 km.
Untuk pengunjung yang membawa mobil,
bisa diparkir di pinggir jalan yang akhirnya membuat jalan menjadi macet,
apalagi waktu itu saya kesana waktu libur lebaran jadi bisa dibayangin macetnya
seperti apa. Untuk jalan ke jembatannya juga harus antri karena kondisi
jembatannya yang sempit jadi harus berganti gantian. Waktu itu juga saya
berniat untuk menginap di sana jadi saya melewati jembatan itu sambil membawa
tas baju yang lumayan berat.
Rumah di dalam perkampungan tersebut
kebanyakan sudah beralih fungsi menjadi penginapan yang sediakan untuk para
pengunjung. Ada juga yang menyediakan hotel hotel kecil atau cottage untuk
menginap. Untung waktu itu saya kedapatan tempat menginap didekat pantai.
Memang akses nya sedikit susah tapi begitu melihat pantainya semua terbayar
sudah. Karena memang pantai disana masih bersih, ombaknya bagus, pengunjungnya
juga tidak terlalu padat, jadi kita masih bisa menikmati keindahan pantainya.
Mungkin itu saja pengalaman yang bisa
saya bagi kepada anda, saya berharap pengalaman saya ini bisa dijadikan
persiapan anda untuk berlibur disana :)
Rabu, 12 Maret 2014
Tugas TOU 2 Minggu ke 1
Kali ini saya akan memberi contoh dari workteam. Namun sebelum saya memberikan contoh, sedikit akan dibahas mengenai pengertian dari workteam itu sendiri.
Workteam adalah sekelompok individu yang bekerja sama sesuai pada bidang dan kontribusinya untuk tujuan satu visi dan misi. Suatu teamwork tidak harus memiliki jumlah personil yang banyak, karena tujuan dasar dari adanya teamwork adalah mencapai kerja yang lebih efektif dan se-efisien mungkin.
Setelah mengetahui sedikit tentang pengertian teamwork, setidaknya kita sudah mulai terbayang bagaimana teamwork sebenarnya.
Tanpa kita sadari teamwork sering kita lakukan di dalam kelas, contohnya dalam suatu kelas terdapat beberapa orang murid yang sering mengalami kesulitan dalam memahami satu mata kuliah mungkin dikarenakan dosen yang kurang jelas dalam menerangkan, lalu mereka membuat suatu kelompok diskusi dimana mereka membahas kembali bagian mana yang mereka kurang mnengerti dalam mata kuliah tersebut. dalam contoh tersebut jelas sekali bahwa mereka telah melakukan apa yang dinamakan dengan teamwork. Mereka memiliki visi dan misi yang sama, serta mereka tidak bekerja secara terpisah.
Teamwork juga diperlukan dalam bisnis rumahan, berikut adalah contoh adanya teamwork dalam bisnis.
Direktur dan komisaris juga turut aktif bekerja (tidak duduk manis saja) dengan tujuan untuk bekerja lebih efektif, efisien, dan sebagai panutan dalam menjalankan bisnis. Tugas dapat berbagi satu sama lain yang disesuaikan dengan keahliannya, misalkan:
Direktur dapat berperan aktif mengkoordinasi business flow dan marketing agar sesuai dengan misi & visi perusahaan, disamping juga ikut berperan sebagai salesman.
Sedangkan untuk menjalin kerjasama dengan para vendor dan relasi bisnis terkait, komisaris dapat mengambil porsi pada bagian tersebut (sebagai purchaser), dan atau aktif fokus pada bagian finance dan accounting.
Untuk membantu meningkatkan revenue bagi perusahaan, maka perlu adanya staff penjualan yang juga bertugas sebagai staff AR collector (penagih hutang), ataupun dapat merangkap juga sebagai courier. Jumlah personil pada bagian ini dapat disesuaikan dengan target pencapaian revenue perusahaan.
Untuk membantu kelancaran operasional harian, maka dapat menempatkan 1 personil staff umum yang bertugas sebagai operator telepon yang merangkap administrasi umum, termasuk pengawas stock produk di gudang.
Jika memang bisnis rumahan tersebut membutuhkan staff courier khusus, maka staff ini pula dapat merangkap sebagai staff umum lainnya (misalnya office boy). Jumlah personil dari staff ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis bisnisnya.
Teamwork juga diperlukan dalam bisnis rumahan, berikut adalah contoh adanya teamwork dalam bisnis.
Direktur dan komisaris juga turut aktif bekerja (tidak duduk manis saja) dengan tujuan untuk bekerja lebih efektif, efisien, dan sebagai panutan dalam menjalankan bisnis. Tugas dapat berbagi satu sama lain yang disesuaikan dengan keahliannya, misalkan:
Direktur dapat berperan aktif mengkoordinasi business flow dan marketing agar sesuai dengan misi & visi perusahaan, disamping juga ikut berperan sebagai salesman.
Sedangkan untuk menjalin kerjasama dengan para vendor dan relasi bisnis terkait, komisaris dapat mengambil porsi pada bagian tersebut (sebagai purchaser), dan atau aktif fokus pada bagian finance dan accounting.
Untuk membantu meningkatkan revenue bagi perusahaan, maka perlu adanya staff penjualan yang juga bertugas sebagai staff AR collector (penagih hutang), ataupun dapat merangkap juga sebagai courier. Jumlah personil pada bagian ini dapat disesuaikan dengan target pencapaian revenue perusahaan.
Untuk membantu kelancaran operasional harian, maka dapat menempatkan 1 personil staff umum yang bertugas sebagai operator telepon yang merangkap administrasi umum, termasuk pengawas stock produk di gudang.
Jika memang bisnis rumahan tersebut membutuhkan staff courier khusus, maka staff ini pula dapat merangkap sebagai staff umum lainnya (misalnya office boy). Jumlah personil dari staff ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis bisnisnya.
Sumber :
- http://agusrrachman.wordpress.com/2013/10/
- http://agustdz-collection.blogspot.com/2014/01/team-work-dalam-bisnis-rumahan_6283.html
Minggu, 29 Desember 2013
Contoh Konflik Dalam Sebuah Organisasi
Dalam
hal ini saya akan mengambil contoh konflik dalam sebuah organisasi yayasan
kanker leher rahim. Disini saya akan mengambil 2 contoh, yaitu konflik personal
dan konflik organisasasional.
v Konflik
Interpersonal
Masalah : Antara ketua anggota dengan para anggota
organisasi.
Detail : Konflik
ini bermulai ketika ketua anggota mulai tidak lagi aktif dalam kegiatan
kegiatan yang berhubungan dengan organisasi. Ia juga sering absen di beberapa
rapat yang diadakan. Akhirnya ketua yayasan memberikan peringatan secara lisan
dan tulisan. Tidak selesai sampai disitu, ketua anggota tidak menanggapi
peringatan yang sudah diberikan. Akhirnya pihak yayasan memutuskan untuk
memberhentikannya dan para anggota pun setuju. Para anggota organisasi akhirnya
mengajukan nama penggati sang ketua anggota melalui jalan musyawarah.
v Konflik
Organisasional
Masalah :
Antara yayasan dan para anggota organisasi.
Detail : Masalah
ini bermulai ketika pihak yayasan memutuskan untuk membuat kebijakan kebijakan
baru didalam organisasi. Keputusan ini di tentang oleh para anggota organisasi,
akhirnya yayasan mengadakan rapat terlebih dahulu, dan setelah itu dibicarakan
dengan para anggota untuk diambil keputusan bersama.
Adapun cara cara yang dilakukan oleh yayasan dalam
menghindari konflik yang terjadi yaitu :
·
Sesering mungkin mengadakan pertemuan oleh
para anggota organisasi.
·
Dilakukannya meeting bulanan.
·
Mengadakan rapat sebelum membuat sebuah
penggalangan amal, dll.
Kamis, 26 Desember 2013
Perubahan & Perkembangan Organisasi
FAKTOR
PERUBAHAN
Secara garis besar faktor penyebab
terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1.
Faktor
ekstern,
2. Faktor intern.
Faktor Ekstern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering
disebut lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi
melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya.
Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti
itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah
perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.
Perkembangan
dan kemajuan teknologi juga merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan.
Penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern
menyebabkan perubahan dalam berbagai hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas
dan kuantitas tenaga kerja, jenis bahan baku, jenis output yang dihasilkan,
system penggajian yang diberlakukan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang
ada dikurangi atau hubungan pola kerja diubah karena adanya perlengkapan baru.
Perkembangan
IPTEK terus berlanjut sehingga setiap saat ditemukan berbagai produk teknologi
baru yang secara langsung atau tidak memaksa organisasi untuk melakukan
perubahan. Organisasi yang tidak tanggap dan bersedia menyerap berbagai temuan
teknologi tersebut akan tertinggal dan pada gilirannya tidak akan sanggup
survive.
Faktor Intern
Adalah penyebab
perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat
berasal dari berbagai sumber antara lain:
w Problem hubungan antar anggota,
w Problem dalam proses kerja sama.
w Problem keuangan.
Hubungan
antar anggota yang kurang harmonis merupakan salah satu problem yang lazim
terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu: problem yang menyangkut hubungan atasan
bawahan (hubungan yang bersifat vertikal), dan problem yang menyangkut hubungan
sesama anggota yang kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat horizontal).
Problem atasan bawahan yang sering timbul adalah problem yang menyangkut
pengambilan keputusan dan komunikasi. Keputusan pimpinan yang berkenaan dengan
system pengupahan, misalnya dianggap tidak adil atau tidak wajar oleh bawahan,
atau putusan tentang pemberlakuan jam kerja yang dianggap terlalu lama, dsb.
Hal ini akan menimbulkan tingkah laku anggota yang kurang menguntungkan
organisasi, misalnya anggota sering terlambat. Komunikasi atasan bawahan juga
sering menimbulkan problem. Keputusannya sendiri mungkin baik tetapi karena
terjadi salah informasi, bawahan menolak keputusan pimpinan. Dalam hal seperti
ini perubahan yang dilakukan akan menyangkut system saluran komunikasi yang
digunakan.
Problem
yang sering timbul berkaitan dengan hubungan sesame anggota organisasi pada
umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.
Proses
kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan
penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah
system kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang
digunakan. Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat
menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. System birokrasi (kaku)
menyebabkan hubungan antar anggota menjadi impersonal yang mengakibatkan
rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya produktivitas menurun, demikian
sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi
yang digunakan.
Perlengkapan
yang digunakan dalam mengolah input menjadi output juga dapat merupakan
penyebab dilakukannya perubahan. Tujuan penggunaan berbagai perlengkapan dan
peralatan dalam proses kerjasama ialah agar diperoleh hasil secara efisien.
·
PROSES PERUBAHAN
Perubahan
Organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi.
Perubahan itu dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi, seperti
jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen,
mesin-mesin, rancangan organisasi, dan sebagainya.
Dorongan
untuk Berubah
Alasan
mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu yang relevan
bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah. Oleh sebab itu, organisasi
tidak punya pilihan lain kecuali berubah juga. Perubahan ini terjadi karena
adanya dorongan untuk berubah, yang berasal dari:
1.
Dorongan
Eksternal
Dorongan eksternal yang mendorong organisasi untuk
mengadakan perubahan berasal dari lingkungan umum organisasi. Adanya aturan
baru dalam produksi dan persaingan, politik, hukum baru, keputusan pengadilan,
dan sebagainya akan mempengaruhi organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi
seperti teknologi, ekonomi dan sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk
melakukan perubahan.
2.
Dorongan
Internal
Pada dasarnya dorongan internal berasal dari dalam
organisasi itu sendiri. Adanya revisi strategi organisasi oleh manajemen
puncak, akan menghasilkan perubahan organisasi. Dorongan internal lainnya
mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap
pekerjaannya akan bergeser, seiring bergesernya nilai sosiokultural.
Akibatnya mereka menuntut suatu perubahan dalam jam kerja,
atau perubahan kondisi kerja.
Dua jenis perubahan
Secara
umum ada dua jenis perubahan dalam organisasi.
1. Perubahan
Terencana
Perubahan
terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara
berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang.
2. Perubahan
Reaktif
Perubahan
reaktif adalah suatu respon bertahap terhadap peristiwa ketika muncul.
Langkah-langkah
komprehensif dalam proses perubahan
Ada
tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan organisasi.
Langkah-langkah tersebut yaitu:
1. Mengenali
kebutuhan akan perubahan
2. Menetapkan
tujuan perubahan
3. Mendiagnosis
apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan
4. Memilih
teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan
5. Merencanakan
implementasi untuk perubahan
6. Mengimplementasikan
perencanaan perubahan
7. Mengevaluasi
perubahan dan tindak lanjut
·
CIRI CIRI PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pengembangan organisasi yang efektif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan
strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki
sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat dan akurat tentang permasalahan
yang dihadapi oleh suatu organisasi.
2.
Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan
yang akan terjadi terhadap suatu organisasi.
3.
Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh
organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
4. Mengandung
nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan
pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi,
interaksi dan interdependensi antara organisasi sau dengan organisasi yang
lainnya.
6. Berbagai
satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
7. Menggunakan
pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
·
METODE PENGEMBANGAN ORGANISASI
Program pengembangan organisasi
memiliki hal-hal pokok berikut ini:
1.Program ini dipimpin dan didukung
dari atas, dapat juga menggunakan pihak ketiga (atau agen perubahan) untuk
mendiagnosis masalah dan memperbaikinya, atau mengatasi perubahan melalui
berbagai jenis kegiatan yang direncanakan, atau intervensi.
2.Rencana-rencana pengembangan
organisasi didasarkan kepada analisis dan diagnosis yang sistematis, mengenai
keadaan organisasi serta perubahan dan masalah-masalah yang mempengaruhinya.
3. Program ini berhubungan dengan
bagaimana organisasi bertindak pada waktu perubahan terjadi, dengan menggunakan
proses seperti interaksi, komunikasi, perencanaan peran serta, dan benturan.
SUMBER :
KONFLIK ORGANISASI
w PENGERTIAN
Konflik adalah suatu proses antara dua orang
atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya.
Konflik itu sendiri merupakan situasi yang
wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik yang dapat terkontrol akan
menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan suatu konflik.
Konflik menurut Robbin
konflik organisasi menurut Robbins (1996)
adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian
antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang
terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut
Robbin yaitu :
1.Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal
yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini
suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan,
keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap
kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.
2.Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik
dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok
atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari
karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau
pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang
bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.
3.Pandangan
interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu
kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu
organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis,
apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu
dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota
di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.
w
JENIS JENIS KONFLIK
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan
organisasi :
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi
ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila
berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu
diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering
diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari
adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja
mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh
kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi
pertentangan kepentingan antar kelompokatau antar organisasi.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan
ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan
timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih
rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
w
SUMBER KONFLIK
Penyebab terjadinya konflik dalam
organisasi, yaitu :
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula.
3. Perbedaan kepentingan individu atau
kelompok,
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat, dan
5. Perbedaan pola interaksi yang satu dengan
yang lainnya.
w STRATEGI
PENYELESAIAN KONFLIK
Ada beberapa cara untuk menangani konflik
yaitu :
1. Introspeksi diri,
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat,
3. Identifikasi sumber konflik,
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan
yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba
memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan
ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang
cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital.
Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan
terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi
konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan
bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di
atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak
menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis.
Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menang
kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika
masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk
sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat
konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres
karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan
beberapa kepentingan sendiri
agar pihak lain mendapat keuntungan dari
situasi konflik itu. Disebut juga
sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini
dilakukan jika kita merasa bahwa
kepentingan pihak lain lebih utama atau kita
ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan
hubungan baik menjadi hal
yang utama di sini yaitu :
d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah
pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik
menjadi yang utama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian
kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan
saling bekerja sama.
Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri
dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada
lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang
harus kita pertimbangkan.