ILMU PENGETAHUAN
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya
Ilmu
bukan sekadar pengetahuan
(knowledge),
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori
teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode
yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi
Ilmu alam hanya
bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani
(material saja), atau ilmu
psikologi hanya bisa meramalkan
perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari
perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab
pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi
menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.
Berdasarkan dari macam-macam buku besar yang telah dijadikan
sebagai sumber, ilmu penetahuan dibagi menjadi tiga yaitu:
·
Ilmu pengetahuan alam
·
Ilmu pengetahuan sosial
·
Ilmu pengetahuan budaya atau biasa disebutnya Ilmu penetahuan
humaniora
TEKNOLOGI
Teknologi atau
pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah
pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong
manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai
dikenal sebelum sains dan teknik.Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan
dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, namun jika pada kenyataannya
teknologi malah mempersulit, layakkah disebut Ilmu Pengetahuan?
Kata
teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan
proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang
sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi.
Definisi lainnya
(digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita
yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi
produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi).
Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan
teknik kita meningkat.
Teknologi adalah
satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya
meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222)
berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan
kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang
saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang
dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang,
tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
Makna
Teknologi, menurut Capra (2004, 106) seperti makna ‘sains’, telah mengalami
perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur Yunani, yaitu
technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna wacana seni. Ketika
istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh belas,
maknanya adalah pembahasan sistematis atas ‘seni terapan’ atau pertukangan, dan
berangsur-angsur artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20,
maknanya diperluas untuk mencakup tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi
juga metode dan teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis
pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut
Capra (2004, 107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel
Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai
‘kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah
terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN NILAI
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral.
Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan
pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan
pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang
memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan
demikian tidak luput dari falsafah pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang
kuat, dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang terkadang harus dibayar lebih mahal.
memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan
demikian tidak luput dari falsafah pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang
kuat, dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang terkadang harus dibayar lebih mahal.
Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai
paradigma etika (Jujun S. Suriasumantri, 1984). Ilmu dipandang sebagai proses
karena ilmu merupakan hasil darikegiatan sosial, yang berusaha memahami
alam, manusia dan perilakunya baik secara individu atau kelompok.
paradigma etika (Jujun S. Suriasumantri, 1984). Ilmu dipandang sebagai proses
karena ilmu merupakan hasil darikegiatan sosial, yang berusaha memahami
alam, manusia dan perilakunya baik secara individu atau kelompok.
Apa yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini,
merupakan hasil penalaran (rasio) secara objektif. Ilmu sebagai produk artinya
ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuwan yang diakui secara umum dan
universal sifatnya. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga
tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan
oleh teori lain. Ilmu sebagai ilmu, karena ilmu selain universal, komunal,
juga alat menyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah
menerima kebenaran.
merupakan hasil penalaran (rasio) secara objektif. Ilmu sebagai produk artinya
ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuwan yang diakui secara umum dan
universal sifatnya. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga
tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan
oleh teori lain. Ilmu sebagai ilmu, karena ilmu selain universal, komunal,
juga alat menyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah
menerima kebenaran.
IImu adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka
meningkatkan taraf hidup manusia. dengan memperhatikan dan mengutamakan
kodrat dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
meningkatkan taraf hidup manusia. dengan memperhatikan dan mengutamakan
kodrat dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
Sikap ilmuwan dibagimenjadi dua golongan :
I) Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral
terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis, soal
penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan
untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Golongan ini berasumsi bahwa
kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai kemanusiaan Iainnya dikorbankan demi teknologi.
terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis, soal
penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan
untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Golongan ini berasumsi bahwa
kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai kemanusiaan Iainnya dikorbankan demi teknologi.
2) Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral
hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral atau nilai-nilai.
Nampaknya iImuwan golongan kedua yang patut kita masyarakatkansikapnya sehingga ilmuwan terbebas dari kecenderungan "pelacuran" dibidang ilmu dan teknologi, dengan mengorbankannilai-nilaikemanusiaan.
Upaya untuk menjinakkan teknologi diantaranya :
hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral atau nilai-nilai.
Nampaknya iImuwan golongan kedua yang patut kita masyarakatkansikapnya sehingga ilmuwan terbebas dari kecenderungan "pelacuran" dibidang ilmu dan teknologi, dengan mengorbankannilai-nilaikemanusiaan.
Upaya untuk menjinakkan teknologi diantaranya :
I) Mempertimbangkan atau kalau perlu mengganti kriteria utama dalam
menolak atau menerapkan suatu inovasi teknologi yang didasarkan pada
keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi.
menolak atau menerapkan suatu inovasi teknologi yang didasarkan pada
keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi.
2) Pada tingkat konsekuensi sosial, penerapan teknologi harus merupakan
hasil kesepakatan ilmuan sosial dari berbagai disiplin ilmu.
hasil kesepakatan ilmuan sosial dari berbagai disiplin ilmu.
KEMISKINAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita hidup tidak dapat terlepas
dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kedua hal tersebut akan selalu mengikuti
kita dan berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman. Tentunya perkembangan zaman
yang berjalan dengan cepat sesuai dengan dampak dari era globalisasi membuat
Ilmu pengetahuan dan Teknologi pun berkembang dengan pesat, bahkan
perkembangannya diluar perpikiran dan nalar kita.
Tentunya kedua hal ini juga berdampak pada kehidupan
masyarakat baik secara tidak langsung maupun secara langsung. Dalam kehidupan
bermasyarakat baik Ilmu Pengetahuan maupun Teknologi sangat penting dimiliki
setiap individu yang ada.
Ilmu Pengetahuan dianggap enting karena Ilmu Pengetahuan
merupakan dasar pemikiran seseorang. Tentunya apabila seseorang memiliki Ilmu
pengetahuan yang tinggi maka dasar pemikiran orang itu pun semakin tinggi,
sehingga dalam bermasyarakat selalu memikirkan sebab dan akibat yang akan
terjadi, tentunya orang seperti ini akan bertindak secara hati-hati agar tidak
dirugikan. Selain itu pula seseorang yang memiliki Ilmu pengetahuan yang tinggi
akan melihat sebuah masalah sebagai sebuah objek walaupun masalah itu bukan
objek empiris, sehingga penalaran terhadap masalah dalam masyarakat akan lebih
baik dibandingkan dengan orang berpengatahuan rendah.
Selain Ilmu Pengetahuan, Teknologi yang semakin berkembang
mempengaruhi sosial masyarakat. Perkembangan Teknologi yang semakin maju
membuat semua kegiatan menjadi mudah, bahkan tanpa harus berpindah tempat. Hal
ini tentunya berdampak pada sosialisasi pada masyarakat, orang-orang yang sudah
dimanjakan oleh teknologi membuat individu tidak lagi memikirkan masyarakat
yang ada disekitar. Mereka akan lebih peduli terhadap kepentingannya sendiri
dan tidak memikirkan dampak negatif yang akan terjadi, sehingga dampak
negatifnya akan terasa pada orang lain yang ada disekitarnya.
Dari kedua hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kondisi
kehidupan, yaitu ketumpang tindihan dalam masyarakat, dalam artian bahwa adanya
ketidak selarasan dalam masyarakat dimana orang kaya tambah kaya sedangkan yang
miskin tambah melarat.
Kemiskinan merupakan dampak besar dari pengaruh Ilmu
pengetahuan dan Teknologi, mengapa demikian?
Kita bisa membandingkan antara orang kaya dengan miskin.
Orang-orang kaya biasanya memiliki ilmu pengetahuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang miskin, karena orang kaya menjadikan pengetahuan
sebagai kebutuhan yang pertama sedangkan orang miskin tidak demikian, sehingga
orang kaya jauh bertindak lebih baik saat bersosialisasi baik dalam
lingkungannya ataupun dalam dunia kerja dan juga orang-orang yang memiliki ilmu
pengetahuan pastinya dalam hidupnya penuh perhitungan dan tidak mengandalkan
keberuntungan berbeda dengan orang miskin. Orang pada tingkatan miskin ini
bertindak kadang tanpa perhitungan dan juga sangat mengandalkan keberuntungan
dalam bertindak karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai dengan
tingkatan yang lebih tinggi dalam sosialisasi sehingga mereka hanya dapat
pasrah, yang diartikan bahwa mereka berusaha namun hasilnya tidak sesuai dengan
yang dibutuhkan.
Selain ilmu pengetahuan, teknologi pula mempengaruhi
kemiskinan. Pengaruh teknologi ini terjadi karena orang-orang yang memiliki
teknologi yang tinggi akan mengenyampingkan orang yang tidak memiliki teknologi
yang tinggi. Contohnya dalam masyarakat, sebuah pabrik sebelumnya menjadi parik
padat karya namun seiring kemajuan teknologi pabrik tersebut membeli teknologi
sehingga orang-orang yang bekerja sebelumnya akan digantikan oleh teknologi
yang baru, dan untuk orang-orang yang bekerja tersebut akan diberhentikan.
Tentunya hal ini akan berdampak dengan naiknya pengangguran. Pengangguran
merupakan awal dari kemiskinan. Sehingga teknologi sangat mempengaruhi kondisi
sosial dan ekonomi masyarakat.
Dari kedua Hal tersebut dapat kita lihat Pengaruh Ilmu
Pengatahuan dan Teknologi terhadap kemiskinan, sehingga Ilmu pengetahuan dan
Teknologi merupakan dua hal yang harus kita miliki, karena kedua hal ini lah
yang akan menunjang kita baik dalam sosial maupun ekonomi
0 komentar:
Posting Komentar