PERTENTANGAN SOSIAL
Pertentangan Sosial adalah suatu konflik yang terjadi didalam
suatu lingkungan masyarakat. Dimana ada suatu kelompok yang tidak menyukai
kelompok lain, sehingga menimbulkan suatu perselisihan diantara mereka.
INTEGRASI MASYARAKAT
Integrasi
berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain
mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
KEPENTINGAN
Kepentingan merupakan
dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena
adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya
esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil
memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya
maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang
prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi
kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam
masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan
tersebut. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang
sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka
dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
1. kepentingan individu untuk memperoleh kasih
sayang
2. kepentingan individu untuk memperoleh harga
diri
3. kepentingan individu untuk memperoleh
penghargaan yang sama
4. kepentingan individu untuk memperoleh
prestasi dan posisi
5. kepentingan individu untuk dibutuhkan orang
lain
6. kepentingan individu untuk memperoleh
kedudukan di dalam kelompoknya
7. kepentingan individu untuk memperoleh rasa
aman dan perlindungan diri
8. kepentingan individu untuk memperoleh
kemerdekaan diri.
Kenyataan-kenyataan
seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang
akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama
dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara
harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh
sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang
kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
PRASANGKA DAN
DISKRIMINASI
Prasangka (prejudice) diaratikan
suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan
tanpa kritik terlebih dahulu. Bahasa arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang,
secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Disisi
lain bahasa arab “khusnudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan
diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan
untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau
situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah
laku. Oleh karena itu, bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku
atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan
sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan
demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka
tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian besar sifatnya apriori, mendahului
pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan
hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa
diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang
terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu
menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari
prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsur efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak
juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka. Tampaknya kepribadian dan
inteligensi, juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka.
Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, karena orang-orang
macam ini bersikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi
menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka
dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yang
mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang
diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatif
tanpa latar belakang prasangka. Demikian juga sebaliknya seseorang yang
berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.
ETHOCENTRIS
Etnosentrisme yaitu suatu
kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri
sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok
ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme
merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai
kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme
dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
PERTENTANGAN
SOSIAL KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik mengandung pengertian sebagai pertentangan yang kasar.
Dalam hal ini terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri dari situasi
konflik, yaitu:
1. Terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik.
2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam hal kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan.
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan
1. Terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik.
2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam hal kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan.
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan
Konflik dapat terjadi pada lingkungan:
1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjukan adanya pertentangan, ketidakpastian atau emosi dan dorongan yang antagonistic dalam diri sesorang.
2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan, nilai-nilai dan norma, motivasi untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjukan adanya pertentangan, ketidakpastian atau emosi dan dorongan yang antagonistic dalam diri sesorang.
2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan, nilai-nilai dan norma, motivasi untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
Adapun cara memcahkan konflik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
2. Subjugation atau Domination, artinya pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah dan mentaatinya.
3. Majority rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
4. Minority consent
5. Compromise, artinya berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration, artinya berdiskusi sampai kelompok mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
2. Subjugation atau Domination, artinya pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah dan mentaatinya.
3. Majority rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
4. Minority consent
5. Compromise, artinya berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration, artinya berdiskusi sampai kelompok mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
GOLONGAN GOLONGAN BERBEDA
Masyarakat
majemuk dan Nasional Indonesia
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional yang berwujud Negara Indonesia. Untuk lebih jelasnya dikemukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut:
1. Suku bangsa dan kebudayaan, Indonesia terdiri dari sejumlah suku bangsa dengan berbagai kebudayaan.
2. Agama, Indonesia memiliki toleransi yang besar terhadap berbagai kepercayaan.
3. Bahasa, pada suku-suku bangsa yang bermacam-macam itu terikat oleh bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
4. Nasional Indonesia, adalah merupakan kesatuan solidaritas yang terbentuk sebagai hasil perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional yang berwujud Negara Indonesia. Untuk lebih jelasnya dikemukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut:
1. Suku bangsa dan kebudayaan, Indonesia terdiri dari sejumlah suku bangsa dengan berbagai kebudayaan.
2. Agama, Indonesia memiliki toleransi yang besar terhadap berbagai kepercayaan.
3. Bahasa, pada suku-suku bangsa yang bermacam-macam itu terikat oleh bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
4. Nasional Indonesia, adalah merupakan kesatuan solidaritas yang terbentuk sebagai hasil perjuangan kemerdekaan Indonesia.
INTEGRASI SOSIAL
Bersatunya
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat multikultural merupakan salah
satu penyebab yang akan membawa masyarakat ke arah integrasi. Apakah integrasi
sosial itu? Integrasi sosial adalah suatu proses penyatuan antara dua unsur
atau lebih yang mengakibatkan terciptanya suatu keinginan yang berjalan dengan
baik dan benar. Lebih lanjut jika kita masukkan ke dalam kehidupan sosial,
integrasi sosial dapat diartikan sebagai suatu proses mempertahankan
kelangsungan hidup masyarakat sebagai sebuah sistem.
Sementara itu, dalam
konteks kehidupan secara nasional, integrasi nasional merupakan suatu proses
penyesuaian dan penyatuan berbagai kelompok sosial yang berbeda-beda dalam
suatu wilayah tertentu guna mewujudkan kehidupan yang harmonis sebagai sebuah
bangsa. Masyarakat multikultural yang penuh dengan keragaman dan perbedaan jika
dapat mencapai keadaan terintegrasi akan membawa ke arah stabilitas dan
harmonisasi kehidupan. Hal inilah yang diinginkan dalam sebuah kehidupan
bermasyarakat.
b. Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
Proses penyatuan
masyarakat memang tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu mempertimbangkan
beberapa aspek yang menjadi persyaratan untuk keberhasilan pengintegrasian
masyarakat. Setidaknya ada kata sepakat dari masyarakat yang hendak melakukan
integrasi sosial ini. Sebagai contoh, kamu dan beberapa temanmu, sedang
melakukan pertemuan untuk mengadakan studi banding ke sekolah lain. Setiap
orang memiliki pendapat dan pemikiran berbeda-beda dalam pertemuan tersebut.
Jika perbedaan itu dibiarkan saja, tentunya permasalahan ini tidak akan
selesai. Nah, kemudian bagaimanakah agar proses penyatuan pendapat tersebut
akan berhasil? Salah satu jalannya dengan mengadakan konsensus.
Jika kita mencoba mengikuti pemikiran R.
William Lidle, konsensus seperti pada kasus di atas, pada hakikatnya
merupakan sebuah konsensus tingkat pertama sebagai prasyarat terjadinya
integrasi masyarakat yang tangguh.
Menurut Lidle, integrasi masyarakat yang kukuh
akan terjadi apabila berikut ini.
1) Sebagian besar anggota suatu masyarakat sepakat tentang batas-batas teritorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik.
2) Sebagian besar anggota masyarakat tersebut
bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan aturan-aturan dari proses-proses
politik dan sosial yang berlaku bagi seluruh masyarakat di seluruh wilayah
negara tersebut.
Selain pendapat di atas, masih ada beberapa
syarat yang mengindikasikan berhasilnya suatu integrasi sosial. Menurut William
F. Ougburn dan Meyer Nimkoff, syarat berhasilnya integrasi
sosial adalah sebagai berikut.
1) Anggota masyarakat merasa bahwa mereka
berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain.
2) Telah dicapai konsensus bersama mengenai
nilai-nilai dasar yang dijadikan acuan utama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3) Nilai-nilai dan norma-norma dasar tersebut
telah hidup dan berkembang cukup lama dan konsisten, serta tidak berubah-ubah.
Selain itu juga telah dipahami, dihayati, dan diamalkan dengan pedoman yang
sama oleh seluruh warga negara atau warga masyarakat.
4) Masing-masing individu dan kelompok sosial
yang berbeda-beda mau dan mampu mengendalikan diri, dan saling menyesuaikan
diri satu sama lain.
5) Selalu menempatkan persatuan dan kesatuan,
serta kepentingan untuk keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
6.) Masing-masing
pihak merasa memajukan pergaulan yang komunikatif dan akomodatif demi
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa
INTEGRASI
NASIONAL
Integrasi nasional adalah kerjasama
dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga
masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan.Integrasi nasional akan lahir jika
integrasi sosial dalam masyarakat berjalan dengan baik. Kesempurnaan dalam
integrasi sosial sebuah masyarakat akan membentuk kekuatan suatu bangsa.
Perbedaan pendapat, keyakinan, suku, ras dan budaya dapat diatas dengan
tingginya solidaritas dan tenggang rasa antar masyarakat. Sudah barang tentu
integrasi nasional akan terbentuk dengan sendirinya.
0 komentar:
Posting Komentar